Opini

Low Impact Development Solusi Pengendalian Limpasan Air Hujan dan Altenatif Sumber Air Bersih

Selama beberapa dekade terakhir, banjir semakin sering terjadi dan aliran sungai berkurang atau terkuras akibat peningkatan limpasan air hujan dan aliran puncak yang lebih tinggi yang disebabkan oleh peningkatan rasio permukaan kedap air. Selain itu, kualitas air di sungai-sungai besar di perkotaan telah menurun drastis. Pada tahun 1972, konsep Best Management Practices (BMPs) diusulkan di Amerika Serikat. BMPs menerapkan tindakan alami atau rekayasa sederhana untuk mengendalikan limpasan air hujan. Untuk mencegah dampak negatif ini, penerapan teknologi Low Impact Development (LID) telah menjadi cara yang populer dilakukan bertujuan mitigasi terhadap bencana alam yang sering terjadi. Konsep LID yang merupakan bagian dari BMPs telah diterapkan dan memberikan hasil yang menjanjikan dalam mengurangi banjir. Beberapa contoh penerapan LID di Indonesia adalah sumur resapan, lubang resapan biopori dan pemanenan air hujan. Melakukan kombinasi beberapa LID akan memberikan hasil yang lebih optimal untuk pengendalian limpasan air hujan dan alternatif sumber air bersih.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kawasan kampus Universitas Islam Riau (UIR), kondisi drainase eksisting tidak dapat menampung limpasan air hujan dalam konsisi ektrim yang mencapai 11.19 m3/s. Genangan terjadi pada beberapa titik di dalam area kampus. Alternatif konvensional yang umum dapat dilakukan adalah mengubah dimensi saluran drainase yang sudah ada. Berdasarkan simulasi, mengubah drainase akan dapat mengurangi debit limpasan menjadi 8.78 m3/s. Namun hal tersebut dianggap sebagai solusi yang kurang tepat dengan mempertimbangan tata guna lahan, biaya serta potensi pembangunan yang mendukung green campus berkelanjutan. 

Alternatif penerapan kombinasi 3 teknologi konsep LID berupa sumur resapan, lubang biopori dan pemanenan air hujan dapat mengurangi debit limpasan menjadi 4.74 m3/s (berpotensi mengurangi jumlah debit limpasan sebesar 57.6 %).  Hal ini lebih efektif dari pada mengubah dimensi saluran drainase yang hanya dapat mengurangi debit limpasan sebesar 21.5%. Selain itu, dengan penerapan memanen air hujan maka akan dapat berpotensi memenuhi 26% kebutuhan air bersih di kampus UIR. Hal tersebut sejalan dengan konsep pembangunan Green Campus yang berkelanjutan. Dengan demikian penerapan teknologi konsep LID akan menghasilkan 2 fungsi dan manfaat berbeda, yakni selain dapat mengurangi debit limpasan air (pengendalian limpasan air hujan) dapat juga digunakan sebagai salah satu alternatif sumber air bersih. 

Penulis: Bismi Annisa, S.T., M.T

Dosen Teknik Sipil Universitas Islam Riau

 





[Ikuti Terus Suarapekanbaru.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Suarapekanbaru.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan