News

Angka Kesembuhan Capai 54,5 Persen, Gubri: Prokes Jangan Abai

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar

SUARA PEKANBARU - Kasus positif Covid-19 di Indonesia saat ini mengalami penurunan, termasuk di Provinsi Riau. Penurunan kasus dipengaruhi beberapa indikator seperti angka kesembuhan, angka kematian dan kasus harian.

"Kasus Covid-19 secara nasional sudah turun, Riau juga demikian mengalami penurunan," kata Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar, Ahad (12/9/2021).

Gubri mengatakan, salah satu indikator penurunan kasus antara lain angka kesembuhan cukup tinggi. Dimana di Riau angka kesembuhan mencapai 54,5 persen.

"Kemudian angka kasus aktif kita sekitar 2.000 lebih, baik yang dirawat di rumah sakit maupun isolasi di rumah. Tapi yang dirawat di rumah sakit tak banyak lagi, tingga ratusan pasien lagi," katanya.

Meski demikian, kata Gubri, angka kematian masih di Riau masih tinggi. Dimana sebelum kasus Covid-19 Riau naik angka kematian hanya 2,7 persen atau sekitar 2.000 orang lebih. Namun sekarang naik jadi 3,1 persen atau sekitar 3.000 lebih orang di Rau yang meninggal akibat Covid-19.

"Tentu ini harus menjadi perhatian kita semua. Laporan kepala dinas kesehatan angka kematian tertinggi ada di Kabupaten Rokan Hulu, dan saya sudah perintahkan kepala dinas untuk mempelajari bersama para dokter apa penyebabnya kasus kematian tinggi," ujarnya.

"Memang kematian itu kuasa Allah, tapi setiap kematian ada penyebab. Seperti pasien sesak nafas yang membutuhkan oksigen lambat saja membawa ke rumah sakit bisa meninggal. Karena terlambat menanganinya. Makanya sekarang kita buat isolasi terpusat agar cepat penanganannya, sehingga mudah mengontrolnya, serta makan, obat dan vitaminnya terjamin. Dengan begitu pasien ini bisa cepat penyembuhannya," tambahnya.

Kemudian indikator lainnya kasus di Riau turun adalah kasus harian yang turun. Dimana saat kasus Covid-19 di Riau naik, kasus harian mencapai 2.000 kasus perhari, saat ini melandai 100-200 kasus perhari.

"Meski begitu saya mengingatkan masyarakat jangan abai terhadap protokol kesehatan, karena pandami Covid-19. Yang kami khawatirkan terjadi lojakan kasus lagi karena euforia penurunan kasus. Karena di berbagai negara sudah masuk gelombang ketiga Covid-19. Seperti Amerika yang sudah vaksin kedua sempat lepas masker. Sekarang mereka pakai masker lagi, kasus Covid-19 naik karena dihantam varian baru Mu," pesannya.*





[Ikuti Terus Suarapekanbaru.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Suarapekanbaru.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan