BEM UNRI Kirim Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi
SUARA PEKANBARU - Masih dalam rangka momentum Hari Buruh, BEM UNRI kembali menyuarakan gugatan pencabutan UU Cipta Kerja setelah terjadi penolakan demonstrasi mahasiswa Universitas Riau pada Sabtu (1/5) di depan gedung DPRD Provinsi Riau.
BEM UNRI mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagai bentuk kekecewaan atas kebijakan pemerintah yang tidak mewakili suara rakyat.
Dalam surat tersebut, dijelaskan bahwa mahasiswa telah kehilangan kepercayaannya terhadap kebijakan pemerintah, salah satunya Omnibus Law yang mengancam kesejahteraan rakyat di Indonesia khususnya buruh, serta mengesampingkan suara rakyat dalam kesatuan dan keutuhan bangsa sebagai relasi.
Menurut BEM UNRI, dalam momentum hari buruh yang penuh refleksi perjuangan akan hak-hak buruh ini harusnya negara lebih memperhatikan nasib para buruh dan pekerja. Banyaknya keluhan para buruh di Indonesia pada umumnya dan Riau pada khususnya membuat keresahan buruh semakin meningkat tiap tahunnya.
“Omnibus Law yang digadang-gadang menjadi ‘jalan keluar’ bagi rakyat kecil, justru makin membuat rakyat menggigil. Alih-alih ingin membuka lapangan kerja yang adil seluas dan sebanyak mungkin, negara dalam labirin akalnya malah menjerumuskan kita ke sebuah sistem ketidakpastian,” tulis BEM UNRI dalam suratnya
BEM UNRI juga menyatakan agar pemerintah memberikan proteksi dan jaminan atas hak-hak dan kesejahteraan buruh di Indonesia secara maksimum, seperti jaminan upah, cuti, pesangon, honor, jaminan kesehatan dan perlindungan hukum.
Tidak hanya membahas mengenai kesejahteraan buruh, surat tersebut juga berisikan kekecewaan BEM UNRI atas kecacatan yang terekam dalam penyusunan Omnibus Law yang tidak demokratis, cenderung tertutup, eksklusif, elitis dan tidak melibatkan partisipasi masyarakat.
“Penolakan dan konflik berapi telah digaungkan bahkan jauh sebelum UU yang berisi derita dan malapetaka ini disahkan. Tapi apa? Malapetaka itu disahkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya,” sambung surat tersebut.
Di akhir surat, BEM UNRI meminta Presiden Jokowi untuk dapat melihat keresahan yang diderita oleh rakyat dan dampak atas kebijakan yang telah disahkan.
“Bapak, sesekali turun kemari tanpa pencitraan. Mungkin bapak terlalu tinggi diatas sana sehingga jeritan penderitaan ini tidak terdengar adanya. Bapak, lihat kami dan lihatlah segala kengerian ini,” lanjut mereka.
Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Suarapekanbaru.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan
Tulis Komentar