News

130 Ternak di Riau Mati Akibat Penyakit Sapi Ngorok

SUARA PEKANBARU - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau mencatat bahwa sampai saat ini, kasus septicaemia epizootica (SE) atau shipping fever atau yang lebih populer disebut sapi ngorok di Riau sudah terjadi 130 kasus.

Kasus sapi ngorok tersebut saat ini baru terjadi di Kabupaten Kampar, tepatnya di 5 kecamatan di Kampar.

"Kasus SE di Kampar ada beberapa titik di Kampar,  yakni di Salo, XIII Koto Kampar, Koto Kampar Hulu, Kecamatan Tambang, Kecamatan Kampa," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas PKH Riau, dr Faralinda Sari, Jumat (30/9/2022).

Fara menambahkan, bahwa tingkat kematian akibat Sapi Ngorok sangat tinggi, sampai 90%.

Masa perjalanan penyakit sangat cepat, kurang dari 24 jam, kerbau dan sapi bisa mati. Dan masa inkubasi 2-5 hari.

Ia menjelaskan, bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan tingkat kematian sapi akibat sapi ngorok terjadi.

"Peternak menolak untuk kerbaunya divaksin, sistem pemeliharaan kerbau yang diliarkan di padang penggembalaan dan cenderung tidak diurus pemilik. Kemudian, maraknya jual beli ternak sakit dan faktor cuaca hujan yang sering turun menyebabkan kerbau stres, adalah faktor - faktor menyebabkan SE kembali merebak di Kampar," tukasnya.





[Ikuti Terus Suarapekanbaru.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Suarapekanbaru.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan