News

Gubri Syamsuar Klaim Penanganan Karhutla Terkendali

 

SUARA PEKANBARU - Masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Provinsi Riau berhasil dikendalikan oleh Satuan Tugas (Satgas) Karhutla Riau. Bahkan beberapa tahun terakhir bencana kabut asap tidak lagi ada di Bumi Lancang Kuning.

Untuk itu, supaya karhutla tetap terkendali, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengajak seluruh masyarakat Riau agar tidak membuka lahannya dengan cara dibakar, terlebih lagi  Riau dalam musim kemarau kering.

"Khusus dalam rangka penanganan kebakaran hutan dan lahan, alhamdulillah terkendali. Kami mengharapkan juga kepada masyarakat, saat ini adalah musim kemarau kering, mari kita mengolah lahan jangan sampai dibakar," ujar  Gubri di Pekanbaru, Jumat (21/7/2023).

Disampaikan Gubri, bahwa dirinya telah dikunjungi langsung oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati beberapa waktu yang lalu. Dalam kesempatan itu dia (Kepala BMKG) mengingatkan Gubri bawah di Riau akan mulai terjadi kemarau kering pada bulan Mei hingga Agustus bahkan sampai September 2023.

Mendapatkan informasi tersebut, Gubernur Syamsuar tidak bosan-bosannya menghimbau seluruh masyarakat Riau agar tetap waspada dan meminta untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar, sebab Riau memiliki lahan gambut yang luas dan akan rawan terbakar.

"Saya sudah dii gatkan Kepala BMKG pusat, agar hati-hati dan tidak ada yang membuka lahan dengan cara dibakar," imbuhnya.

Disampaikan Gubernur Syamsuar, suksesnya pengendalian karhutla di Provinsi Riau tidak terlepas dari kerjasama banyak pihak dengan melakukan berbagai upaya, pertama, membentuk dan mengaktivasi posko Satgas Karhutla mulai dari tingkat provinsi, kabupaten hingga kelurahan.

Kedua, penggunaan dashboard lancang kuning Polda Riau. Ketiga, deteksi dini hotspot serta melakukan penanganan secara cepat dan tepat agar api tidak membesar dan meluas. Keempat, melakukan patroli rutin dan mandiri secara terpadu, serta sosialisasi kepada organisasi dan penyuluhan kepada masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.

Selanjutnya, kelima, menyiagakan seluruh sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana kebakaran hutan lahan, seperti alat berat excavator sebanyak 12 unit, mesin pompa pemadam, selang, kendaraan operasional, sekat kanal, embung, menara pemantau api dan lainnya serta memastikan sarana prasarana tersebut berfungsi dengan baik.

Keenam, meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan seluruh stakeholder, TNI/Polri, dunia usaha, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, akademisi, media massa, relawan, hingga masyarakat.

Lalu upaya ketujuh, melaksanakan apel kesiapsiagaan kebakaran dalam rangka untuk mengantisipasi dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Serta delapan, melakukan pembasahan lahan gambut terutama di wilayah rawan kebakaran, serta dalam penangan karhutla juga dibantu dengan adanya teknologi modifikasi cuaca (TMC).

"Kita harus waspada, karena karhutla sangat merugikan," tutup Gubri.





[Ikuti Terus Suarapekanbaru.com Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar

Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0813-6567-1385
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Suarapekanbaru.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan