Dinsos Pekanbaru Tegaskan Warga Miskin Masuk DTKS Hasil Muskel

SUARA PEKANBARU - Data warga tidak mampu yang masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) merupakan hasil dari musyawarah kelurahan (Muskel).

Untuk itu, pihak kelurahan bersama RT ataupun RW diingatkan untuk rutin melakukan pendataan terhadap warganya yang dianggap layak untuk masuk ke DTKS.

"Muskel itu bukan hanya memasukkan orang miskin ke DTKS saja, tapi juga bisa mengeluarkan orang yang ada di DTKS, karena yang bersangkutan sudah kembali mapan ekonominya. Jadi datanya (DTKS) bisa saja bertambah dan bisa saja berkurang," jelas Kepala Dinas Sosial Kota Pekanbaru Dr. H. Idrus M.Ag, Rabu (12/7).

Dikatakan Idrus, dianggap layak dan tidaknya seorang warga masuk DTKS, setelah survei yang dilakukan oleh petugas dilapangan.

"Umpamanya, hasil survei orang-orang yang masuk DTKS tahun kemaren, hasil survei sekarang ekonominya sudah mapan. Ini tentu harus di Muskelkan, dia harus dikeluarkan lagi dari DTKS, otomatis datanya berkurang," terang Idrus.

"Begitu juga sebaliknya, bisa saja sebelumnya ekonominya mapan atau kaya, karena alasan bangkrut dan lain sebagainya dan jatuh miskin, ini tentunya dia harus dimasukkan ke DTKS. Dengan kondisi ini, otomatis data masyarakat miskin di DTKS bertambah," imbuhnya.

Setelah data diperoleh dari Muskel, lanjut Idrus, data tersebut disampaikan ke Dinas Sosial Kota Pekanbaru.

"Data hasil Muskel, diteruskan ke Dinas Sosial. Selanjutnya kita membuat surat dan diteken oleh pak wali, kemudian akan kita kirimkan ke Pusdatin Kemensos," pungkasnya.

Saat ini warga miskin yang terdata di DTKS lebih kurang sebanyak 268.000, dengan jumlah KK sebanyak 98.000.

Sementara warga miskin yang terdaftar sebagai Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBIJK), dan sudah disetujui oleh pemerintah pusat, sebanyak 215.921 orang.