Kadisdik Pekanbaru Klaim Integrasi Pembelajaran Pencegahan LGBT Sudah Dilakukan

SUARA PEKANBARU - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, terus berupaya mencegah perilaku Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) sejak dini melalui pendidikan di sekolah. Para sekolah sudah mulai memberikan edukasi terkait bahannya perilaku menyimpang ini.

Kepala Disdik Kota Pekanbaru Abdul Jamal mengatakan, tindakan LGBT tidak terjadi saat dilingkungan sekolah saja. Melainkan dapat terjadi pada setiap peserta didik. Untuk itu penting diantisipasi sejak dini pada peserta didik tingkat SD.

"Anak-anak sekolah bisa saja menjadi korbannya. Karena kegiatan LGBT tidak terjadi di lingkungan sekolah, melainkan diluar sekolah. Penting untuk pihak sekolah dan orangtua turut mengawasinya," kata Abdul Jamal, Kamis (30/11).

Menurutnya, pembahasan terkait bahaya LGBT itu tetap dilakukan di sekolah dengan menumpangkannya atu di integrasikan dengan mata pelajaran terkait. Seperti pada mata pelajaran agama, PPKN, dan muatan lokal budaya melayu.

Disana guru bisa mengintegrasikan dengan pembahasan terkait bahannya LGBT kepada siswa. Guru bisa memberikan pemahaman terkait bahaya dan dampak yang ditimbulkan dari perilaku menyimpang tersebut.

"Pada pelajaran budaya itu misalnya, kita sampaikan adat, adab, dan sopan santun. Jadi di integrasikan saja, tidak buat mata pelajaran sendiri. Nanti kalau dijadikan mata pelajaran LGBT nanti payah," ungkapnya.

Menurutnya, integrasi pembelajaran anti LGBT ini telah mulai dilakukan. Guru sudah mulai memberikan pendidikan tersebut di sekolah masing-masing.

Sebelumnya, Pemko Pekanbaru berencana memasukkan mata pelajaran bahaya LGBT ke kurikulum muatan lokal. Hal ini sebagai upaya jangka panjang pencegahan perilaku menyimpang LGBT.