Pulau Sumatera Termasuk Zona Gempa Paling Aktif di Bumi

Sabtu, 27 Juli 2019 - 12:00:15 WIB

sumber;internet

SUARA PEKANBARU - Letak Geografis Indonesia yang berada di ring of fire atau cicin api mengakibatkan Indonesia menjadi negara yang rawan terjadinya bencana alam. Salah satunya potensi gempa megatrush di Sumatera.

Berdasarkan buku Peta Sumber dan bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 yang disusun Pusat Studi Gempa Nasional Kementerian PUPR, Sumatera merupakan salah satu pulau dengan zona gempa paling aktif di bumi.

Sejarah juga mencatat selama 140 tahun terakhir, Sumatera banyak mengalami gempa besar dengan skala magnitudo 6,5-9 baik di zona sesar Sumatera, maupun megathrust.

"Gempa tersebut telah menghancurkan banyak rumah dan bangunan dan banyak korban jiwa," demikian hasil kejian buku yang dikutip.

Adapun zona sesar Sumatera diketahui memiliki panjang 1900 km yang melintasi tulang punggung Sumatera yang tumbuh dalam busur vulkanik aktif. Bahkan, sesar Sumatera ini diketahui mencapai selat Sunda.

Namun, berdasarkan gabungan data geologi dan geodesi diperkirakan sesar aktif Sumatera sampai selat Sunda tidak mengalami perubahan signifikan, tapi cendrung konstan sekitar 14-15 mm/tahun.

Peta Sumber dan bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 juga mencatat sejumlah daerah yang berpotensi terjadinya gempa bumi megatrush akibat aktivitas sesar Sumatera yang bisa menimbulkan gempa berskala magnitudo 9. Pertama segmen Aceh-Andaman, segmen Nias-Simelue, segmen Batu, segmen Mentawai-Siberut, segmen Mentawai-Pagai.

Kemudian, segmen Mentawai, segmen Batu-Mentawai Siberut, segmen Enggano, dan Sunda-Strait Megatrusht segmen Sunda Strait.

Pakar Tsunami dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko mendorong agar buku peta gempa 2017 tersebut bisa diterbitkan agar bisa populer di masyarakat. Buku peta bencana, kata dia, merupakan buku yang menjadi pemutakhiran data tentang potensi gempa di Tanah Air.

Ia pun mendorong agar buku peta gempa 2017 tersebut harus menggunalkan bahasa-bahasa yang mudah dipahami masyarakat.

"Karena Presiden Joko Widodo juga mendorong agar disampaikan apa adanya ke masyarakat. Sekarang tinggal masyarakatnya siap atau tidak," tandasnya.*