Aplikasi Srikandi Diharapkan Bisa Tingkatkan Kualitas Kerasipan

Kamis, 28 Oktober 2021 - 19:00:00 WIB

SUARA PEKANBARU - Walikota Pekanbaru Dr. H. Firdaus, S.T., M.T, berharap Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegritas (Srikandi) dapat meningkatkan kualitas kearsipan sebagai langkah mendukung Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

Hal itu disampaikannya pada kegiatan bimbingan teknis (bimtek) untuk memperkenalkan Aplikasi Srikandi, yang dipusatkan di aula lantai 6 gedung utama komplek perkantoran terpadu Walikota di Tenayan Raya, Rabu (27/10).

"Semoga Aplikasi Srikandi ini bisa kita jadikan sebagai upaya untuk mengejar ketertinggalan kita, merubah mindset kita. Karena manusia yang berperadaban itu adalah manusia yang bisa mewariskan sejarah kepada generasi berikutnya," ucapnya.

Disampaikan walikota, saat ini literasi maupun kearsipan masih menjadi salah satu kelemahan yang harus diperbaiki.

"Karena kalau tidak ada literasi, catatan, arsip, kita tidak tahu peristiwa yang terjadi. Oleh sebab itu, maka arsip ini sangat penting. Dengan arsip, menunjukan kita sebagai manusia yang berperadaban. Sekarang kelemahan kita, mencari arsip tahun lalu saja, itu susah," ujarnya.

Dicontohkan walikota, salah satu kelemahan kearsipan tersebut tergambar dari sejarah pembangunan Jembatan Rantau Berangin di Kabupaten Kampar.

Diceritakannya, Jembatan Rantau Berangin merupakan proyek pertama Kementerian Pekerjaan Umum di Provinsi Riau pada Orde Baru yang dibangun tahun 1972 dan diresmikan secara langsung oleh Presien Soeharto pada 1974.

"Namun saat saya di Dinas PU Riau dan ditugaskan Kementerian PU untuk mencari arsip, satu lembar pun tidak ditemukan. Padahal, jembatan itu, jembatan yang sangat bersejarah. Jembatan yang kita banggakan sebagai proyek Orde Baru pertama di Riau," paparnya.

Untuk itu guna memotivasi generasi muda dalam membangun literasi dan kearsipan, walikota tetap meluangkan waktunya untuk menulis guna menyusun buku tentang perjalanan pembangunan Kota Pekanbaru. Saat ini, sudah terdapat sebanyak 6 buku yang ia ditulis.

"Buku keenam kita beri judul Bandaraya Tenayan. Jadi kita harus membiasakan menulis sebuah gagasan dan wawasan menjadi sebuah ide. Kemudian ditulis menjadi perencanaan, dikerjakan, dan yang dikerjakan kita tulis lagi menjadi sebuah arsip," tutupnya.